Cari Blog Ini

Senin, 16 November 2009

Karakteristik Perkembangan Siswa Sekolah Dasar

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN INTELEKTUAL, BAHASA, MORAL DAN SPIRITUAL ANAK

A. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN INTELEKTUAL

Intelegensi atau intelek berarti pikir, sedangkan intelektual bias diartikan sebagai kemampuan kecerdasan. Perbuatan menimbang-nimbang, menguraikan, menghubungkan sampai mengambil keputusan merupakan pengertian dari berpikir. Kecerdasan merupakan kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah secara cepat.

Anak usia Sekolah Dasar mulai memperhatikan keadaan sekelilingnya secara objektif, mulai ingin mengetahui segala sesuatu, berusaha menambah pengetahuan, kemampuan dan pengalamannya.Mereka senang dengan kegiatan yang menantang, beraktifitas dan banyak gerak.

Menurut Piaget, anak usia Sekolah Dasar termasuk pada perkembangan operasi konkret. Mereka mampu berpikir secara logis dan kuantitatif, mampu berperilaku objektif dalam mengkaji kejadian. Kemampuan ini terwujud dalam kemampuan mengklasifikasi objek sesuai dengan klasifikasinya, tata urutannya, kemampuan untuk memahami cara pandang orang lain dan kemampuan berfikir deduktif. Mereka mampu untuk memusatkan perhatian pada beberapa atribut dari sebuah benda atau kejadian secara bersama dan mengerti hubungan antar dimensi.

Percobaan konsevasi Piaget terdiri dari :

1. Desentrasi dan konservasi, hasilnya anak mempunyai konsep bahwa perubahan pada satu dimensi, dapat dikompensasikan dengan peruban pada dimensi lain.
2. Seriasi, hasilnya anak dapat mengurutkan benda dari yang terbesar sampai terkecil dan sebaliknya.
3. Pemikiran rasional, hasilnya anak dapat menyebutkan karakteristik teman-temannya (tinggi, pendek, gemuk, kurus)
4. Inklusi kelas, hasilnya anak dapat menggambarkan prinsip logis bahwa terdapat hubungan hierarki antar golongan dan dapat mengerti bahwa sifat khusus dari benda dapat termasuk lebih ari satu golongan yang mempunyai hubungan pada suatu saat yang disebut dengan prinsip penggandaan.

B. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN BAHASA ANAK

Untuk bergaul dan berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa, baik dalam bentuk tulisan, percakapan, bahasa isyarat maupun ekspresi wajah.

Untuk berkomunikasi secara efektif prlu memperhatikan nilai-nilai yang ada di masyarakat. Nilai-nilai tersebut harus diberikan sedini mungkinagar tertanam hal-hal mana yang baik dan buruk, yang boleh atau tidak boleh dilakukan, bagaimana bersilap dan bertutur kata yang baik terhadap orang lain. Pembelajaran nilai-nilai tersebut harus dengan contoh yang konkret agar mudah difahami anak.

1. Perkembangan Bahasa

Bentuk komunikasi manusia merupakan yang paling sempurna daripada binatang, karena manusia dapat melakukannya melalui berbagai sarana dan prasarana yang ada. Tiap individu dituntut untuk memiliki kemampuan menyatakan atau mengekspresikan pikirannya dan menangkap pemikiran orang lain melalui bahasa, sehingga komunikasi menjadi efektif. Anak-anak lebih dapat mengerti aa yang dikatakan orang lain daripada mengutarakan pikiran dan perasaan mereka dengan kata-kata.

Semakin matang organ-organ yang berkaitan dengan proses berbicara seperti alat bicara dan pertumbuhan/perkembangan otak, anak semakin jelas dalam mengutarakan kemauan, pikiran maupun perasaannya melalui ucapan atau bahasa. Hal itu tidak lepas ari pengaruh lingkungan, terutama orang tua atau keluarga. Anak yang selalu mendapat motivasi positif akan terpacu untuk mengembangkan potensi bicaranya.

2. Fungsi Bicara

Fungsi bahasa manusia antara lain :
a. Untuk mengekspresikan perasaan, merupakan kalimat spontan yang terucap tanpa ada tujuan apapun dan kepada siapapun.
b. Untuk mempengaruhi orang lain, merupakan kalimat batau isyarat yang dapat menyebabkan orang lain terpengaruh.
c. Untuk menyampaikan informasi, merupakan kalimat untuk menyampaikan informasi atau pemberitahuan kepada oran lain.

3. Tahap-tahap Bicara

Sebelum dapat berbicara lancar, ada tahapan yang biasa dilalui seseorang, antara lain :

Menangis, merupakan cara yang biasa dilakukan oleh bayi untuk berkomunikasi dan melakukan hubungan sosial dengan lingkungannya.

Berceloteh, dilakukan oleh anak sebelum usia 2 tahun.

Holofrase, dilakukan oleh anak setelah usia 2 tahun sampai menjelang sekolah.

Mengobrol, disebut juga social speech merupakan bentuk berbicara yang mempunyai makna social, bertujuan agar pembicaraannya didengar dan dimengerti oleh orang lain.

4. Faktor-faktor yang Memeacu Anak Cepat Berbicara

a. Keluarga
b. Media Elektronik
c. Sekolah

C. PERKEMBANGAN MORAL

Tingkah laku yang bermoral merupakan tingkah laku yang sesuai dengan nilai-nilai tata cara/adat yang terdapat dalam kelompok atau masyarakat. Nilai-nilai moral tersebut tidak sama tergantung dari faktor kebudayaan setempat. Nilai moral merupakan sesuatu yang bukan diperoleh dari lahir melainkan dari luar.

1. Perkembangan Moral Menurut Beberapa Pakar

Usia Sekolah Dasar merupakan tahun-tahun imajinasi atau keajaiban bagi anak.Berikut ini pendapat para ahli tentang perkembangan moral.

a. Menurut Piaget

Anak usia 5 tahun masih menilai benar dan salah secara kaku, disebut tahap moralitas heteronomous (heteronomous morality). Pada usia sekitar 11 tahun, proses berpikirnya sudah mulai berkembang sehingga penilaian benar dan salah menjadi relatif.

b. Menurut Kohlberg

Tingkat pertama, anak mengikuti semua peraturan yang telah ditentukan dengan harapan dapat mengambil hati orang lain dan dapat diterima dalam kelompok (moralitas anak baik)..

Tahap kedua, anak menyesuaikan diri pada aturan-aturan yang ada dalam kelompok dan disepakati bersama oleh kelompok tersebut (moralitas konvensional atau moralitas dari aturan-aturan).

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Moral

Antara lain :
a. Lingkungan rumah
b. Lingkungan sekolah
c. Teman sebaya dan aktivitas
d. Intelegensi dan jenis kelamin

D. PERKEMBANGAN AGAMA

Menurut Zakiah Darajat (dalam Martini Jumaris), agama sebagai dari iman, pikiran yang diserapkan oleh pikiran, perasaan, dilaksanakan dalam tindakan, perbuatan, perkataan dan sikap. Agama merupakan pengarah dan penentu sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

Awalnya anak-anak mempelajari agama berdasarkan contoh baik di rumah maupun di sekolah. Bambang Waluyo menyebutkan dalam artikelnya bahwa pendidikan agama di sekolah meliputi dua aspek, yaitu : 1. Aspek pembentukan kepribadian (yang ditujukan kepada jiwa), 2. Pengajaran agama (ditujukan kepada pikiran)

Metode yang digunakan dalam pembelajaran harus berkaitan erat dengan dimensi perkembangan motorik, bahasa, social, emosional maupun intelegensi siswa. Untuk kelas rendah dapat menggunakan metode bercerita, bermain, karyawisata, demonstrasi atau pemberian tugas. Untuk kelas tinggi dapat menggunakan metode ceramah, bercerita, diskusi, tanya jawab, pemberian tugas atau metode lainnya yang sesuai dengan perkembangan siswa.

Beberapa metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran di SD, antara lain:
a. Metode Bercerita
b. Metode Bermain
c. Metode Karyawisata
d. Metode Demonstrasi
e. Metode Pemberian Tugas
f. Metode Diskusi dan Tanya Jawab.

Dinamika Budaya Indonesia

KONSEP DASAR ANTROPOLOGI

DINAMIKA BUDAYA INDONESIA

A. DEFINISI KEBUDAYAAN

Dilihat dari asal usul katanya, kebudayaan berasal dari bahasa sanskekerta, yaitu budhayyah yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budhi atau akal”. Dalam bahasa latin atau yunani kebudayaan berasal dari kata “colere” yang berarti mengolah, mengerjakan, terutama mengolah tanah. Dari arti ini berkembang arti culture sebagai segala daya dan usaha manusia untuk merubah alam.

Menurut A.L. Kroeber dan C. Kluckhohn, kebudayaan dapat diklasifikasikan kedalam beberapa tipe definisi, yaitu kebudayaan sebagai tingkah laku yang dipelajari sampai ke tradisi-tradisi, alat-alat untuk memecahkan masalah, produk/artefak. Ide-ide symbol.

Ahli antropologi E.B.tylor (1874) dalam bukunya “primitive culture” menulis kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hokum, adapt istiadat dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang di dapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Menurut R. Clinton dalam bukunya “the culture background of personality” (1974), kebudayaan ialah konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang unsure pembentukannya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat tertentu. Koentjaraningrat (1990:180), kebudayaan adalah keseluruhan system gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia.

Menurut Suhandi (1994:6) kebudayaan memiliki cirri-ciri umum, yaitu :
1. Kebudayaan dipelajari
2. Kebudayaan diwariskan atau diteruskan
3. Kebudayaan hidup di dalam masyarakat
4. Kebudayaandikembangkan dan berubah
5. Kebudayaan itu terintegrasi

Sifat dari hakikat kebudayaan menurut Williams dalam Sukanto (1986:16, sebagai berikut ;
1. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dalam kebudayaan manusia.
2. Kebudayaan telah ada terlebih dahulu daripada lahirnya suatu generasi tertentu, dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
3. Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya.
4. Kebudayaan berisikan aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang dan tindakan-tindakan yang diizinkan.

Koentjaraningrat membagi wujud kebudayaan menjadi :
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitasserta tindakan dari kelompok manusia.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

B. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN

Menurut Kluckhon, terdapat tujuh unsur :
1. Bahasa
Bahasa berguna untuk interaksi sosial. Bahasa dapat dibedakan atas :
a. Bahasa isyarat
b. Bahasa lisan
c. Bahasa tulisan

2. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan merupakan satu unsur kebudayaan universal yang dapat ditemukan dalam semua kebudayaan dari semua bangsa di dunia.

3. Organisasi Sosial
Dalam tiap masyarakat, kehidupan masyarakat diorganisasi atau diatur oleh adapt istiadat dan aturan aturan mengenai berbagai kesatuandi dalam lingkungan mana ia hidup dan bergaul. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat sebagai suatu kesatuan. Keluarga ini hasil dari perkawinan antar individu. Ada 2 macam aturan perkawinan, yaitu:

Endogami ialah kebiasaan masyarakat yang mengharuskan anggotanya kawin dengan orang yang masih kerabatnya atau kelompoknya atau kampungnya sendiri.

Eksogami ialah kebiasaan masyarakat yang mengharuskan anggotanya kawin dengan orang yang berasal dari luar kerabatnya atau luar kampungnya atau luar kelompoknya.

3. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Sistem peralatan hidup ialah segala alat-alat yang digunakan manusia dalam kegiatan sehari-hari dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Teknologi menurut Iskandar Alisyahbana (1980:1) : “Teknologi ialah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera dan otak manusia”.

5. Sistem Mata Pencaharian Hidup

Berdasarkan tingkat teknologi yang dipergunakan, sistem ekonomi dapat dibagi atas :
a. Masyarakat pemburu dan peramu Food Gathering Economecs)
b. Pertanian berpindah-pindah atau berladang (primitive farming)
c. Pertanian intensif (intensive farming)
d. Industri (manufacturing)

Pendistribusian hasil produksi dibagi menjadi :
i. Barter atau tukar menukar barang terdapat pada masyarakat pemburu dan peramu.
ii. Redistribusi : barang-barang produksi dikumpulkan oleh seseorang atau sekelompok orang berwenang, kemudian dibagikan lagi. Terdapat pada masyarakat primitive dan masyarakat modern.
iii. Sistem pasar, yaitu proses menjual dan membeli barang di suatu tempat dengan mempergunakan alat tukar uang. Sistem ini diduga mulai timbul pada masyarakat bertani menetap.

6. Sistem Religi
Pada hakikatnya sistem ini sangat kompleks dan berkembang di berbagai tempat di dunia. Unsur pokok religi pada umumnya ialah :
a. Emosi keagamaan atau getaran jiwa yang menyebabkan manusia menjalankan kelakuan religi.
b. Sistem kepercayaan atau bayangan-bayangan manusia tentang bentuk dunia, alam gaib, hidup, mati, surga dan neraka.
c. Sistem upacara keagamaan yang bertujuan mencari hubungan dengan dunia gaib berdasarkan atas sistem kepercayaan tersebut.
d. Kelompok keagamaan atau kesatuan-kesatuan sosial yang mengkonsepsikan dan mengaktifkan religi beserta sistem upacara-upacara keagamaan.

Agama berasal dari bahasa sanksekerta yang artinya tidak kacau balau. Agama menjadi identitas bagi setiap individu; memberi doronganspiritual bagi individu untuk beerperilaku di masyarakat; menjadi arah atau petunjuk tentang makna hidup.

7. Kesenian
Kesenian merupakan unsur kebudayaan universal yang sudah pasti akan didapatkan pada semua kebudayaan semua bangsa yang ada di dunia, baik bangsa yang hidupnya terpencil maupun bangsa yang sudah maju.

C. PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN

Perubahan kebudayaan dapat disebabkan oleh faktor daro dalam (internal) atau faktor dari luar (eksternal) masyarakat itu. Faktor yang berasal dari dalam yaitu :
a. Adanya kejenuhan atau ketidakpuasan individu terhadap sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat.
b. Adanya individu yang menyimpang dari sistem yang berlaku, apabila penyimpangan ini dibiarkan maka akan diikuti oleh individu-individu lainnya sehingga terjadi perubahan.
c. Adanya penemuan-penemuan baru (inovasi) yang diterima oleh masyarakat dan membawa perubahan kebudayaan.
d. Adanya perubahan dalam jumlah dan komposisi penduduk.

Faktor yang berasal dari luar masyarakat diantaranya :
a. Bencana alam; gunung meletus; banjir.
b. Peperangan
c. Kontak dengan masyarakat lain yang berbeda budayanya.

D KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA

Asimilasi ialah proses sosial yang timbuljika ada golongan-golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda saling bergaul langsung secara intensif untuk jangka waktu yang lama sehingga kebudayaan tadi masing-masing berubah sifat khasnya dan juga unsur-unsurnya berubah menjadi unsur-unsur kebucayaan campuran.

Golongan yang tersangkut dalam suatu proses asimilasi ialah suatu golongan mayoritas dan beberapa golongan minoritas. Golongan minoritas itulah yang mengubah sifat khas dari unsur-unsur kebudayaannya dan menyesuaikannya dengan kebudayaan dari golongan mayoritas sedemikian rupa sehingga lambat laun kehilangan kepribadian kebudayaannya, dan masuk kedalam kebudayaan mayoritas.

Peran Dan Status Individu Dalam Kehidupan Bermasyarakat

Kedudukan status dan peranan tentang sistim statifikasi sosial termasuk unsure-unsur dalam teori sosiologi. Raplinton, kedudukan dan peranan, kecuali merupakan unsure-unsur baku dalam sistim statifikasi sosial juga mempunyai arti penting bagi sistim sosial masyarakat. Lebih lanjut dijelaskan bahwa sistim sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan tiombal balik antar individu dengan masyarakatnya.

A. KEDUDUKAN (STATUS)

Soejono soekanto, kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan kelompok-kelompok di dalam kelompok yang lebih besar. Menurut kamus sosiologi status diartikan sebagai :
1. Pososi dalam suatu hierarki
2. Suatu wadah hak dan kewajiban
3. Aspek statis dari peranan
4. Prestise yang dikaitkan dengan suatu posisi
5. Jumlah peranan ideal dari seseorang.

Status dalam arti objektif dilihat sebagai suatu tatanan hak dan kewajiban secara hierarkis dalam struktur formal organisasi. Ditinjau dari aspeknya maka status objetif ini agak stabil.

Dari segi subjektif status yang dimiliki seseorang merupakan hasil penilaian orang lain terhadap diri seseorang dengan siapa dia berhubungan. Jadi status seseorang akan berubah jika penilaian yang dilakukan penilaian terhadap orang tersebut juga berubah menurut situasi, kondisi, tempat dan waktu.

Menurut Talcott Parson dari segi subjektif penilaian status menjadi lima criteria, yaitu :
1. Kelahiran
2. Mutu pribadi
3. Prestasi
4. Pemilikan
5. Otoritas

Pada kenyataannya kelima sumber status diatas tidak selalu konsisten untuk penilaian seseorang dan peranan yang dimiliki orang dalam masyarakatnya ditentukan situasi kelompok, seperti contoh ibu Ani situasi dirumah dan disekolah yang membedakan perannya..

Pendapat F. Jnaniecki bahwa situasi dapat ditinjau dari dua segi, yaitu segi subjektif maupun segi objektif.

Subjektif → Penilaian pribadi, sesuai interpretasi dan konsep pribadi

Situasi

Objektif → Penilaian oleh masyarakat yang ditentukan oleh kebudayaannya

Di masyarakat dikenal tiga macam kedudukan, yaitu :
a. Ascribed-Status yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan rohaniah dan kemampuan

b. Archieved- Status adalah kedudukan yang dicapai seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini bersikap terbuka bagi individu dalam mengejar serta mencapai tujuannya.

c. Asssigned-Status merupakan kedudukan yang diberikan kepada seseorang yang berjasa.

Dalam kehidupan sehari-hari untuk menentukan kedudukan seseorang dapat dilihat dari cirri-ciri yang dimiliki oleh individu yang bersangkutan dalam sosiologi dinamakan sebagai status-simbol antara lain :
1. Cara berpakaian
2. Paergaulan
3. Cara-cara mengisi waktu senggang
4. Memilih tempat tinggal

B PERANAN (ROLE)

Ada 3 aspek dari peran yakni peran menyalurkan tindakan seseorang ; ada hubungan antara nilai-nilai dan peran dan ketiga menunjukkan bahwa pelaksanaan peran dipelajari dan dalam beberapa hal menjadi bagian dari kepribadian.

Proses belajar memainkan suatu peran dimulai sejak awal sekali. Pengambilan peran merupakan salah satu proses penting dalam pembentukan kepribadian dewasa.

C. TUJUAN PERAN

Empat katagori utama dari tujuan yang digeneralisasikan sebagai atau seluruhnya disediakan oleh peran yang diharapkan dimainkan orang dan berfungsi sebagai penarik orang kepada peran ini.
1. Tujuan instrumental adalah dengan memainkan suatu peran untuk mencapai tujuan lain.
2. Penghargaan. Penghargaan ini dimaksudkan dengan suatu perasaan dihormati , «terpandang », dinilai oleh orang lain sebagai yang penting.
3. Rasa aman. Tujuan yang digeneralisasikan ketiga adalah rasa aman secara ekonomi, sosial dan psikologis.
4. Respon ialah kesempatan yang diberikan peran-peran tertentu untuk membentuk hubungan sosial yang memuaskan, menyenangkan dari orang-orang yang penting baginya.

Setiap pekerjaan mempunyai penghargaan yang tidak sama dalam masyarakat. Penghargaan terhadap pekerjaan menpunyai hubungan dengan keberadaan kelas-kelas sosial yang terdapat dalam masyarakat.

Konsep Dasar Ekonomi

PERMASALAHAN EKONOMI

Setiap manusia akan berusaha mencukupi semua kebutuhannya dan cenderung meningkatkan taraf hidup agar lebih baik, karena manusia menurut kodratnya selalu tidak puas terhadap keberadaannya.

A. PENGERTIAN EKONOMI

Ilmu ekonomi menurut etimologi berarti aturan rumahtangga atau ilmu yang mengatur rumah tangga, yang berasal dari bahasa Yunani oikonomia Namun menurut pengertian sehari-hari ekonomi bias juga diartikan sebagai kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Ilmu ekonomi mempelajari kegiatan manusia dalam hubungannya dengan masyarakat tersebut dalam memenuhi kebutuhannya sesuai dengan definisi atau batasan ilmu ekonomi yang sering digunakan, yaitu: “Ilmu Pengetahuan Sosial yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hidup bermasyarakatdalam ragka memenuhi kebutuhan untuk mencapai kemakmuran”. Kemakmuran dikatakan dapat dicapai ketika sebagian besar kebutuhan telah terpenuhi.

B. KELANGKAAN/KETERBATASAN

Kebutuhan manusia bermacam macam dan akan selalu bertambah, karena manusia selalu merasa tidak pernah cukup dengan apa yang telah dia peroleh. Namun, alat pemuas kebutuhan manusia yang berupa barang dan jasa jumlahnya sangat terbatas. Dari kenyataan itulah yang mendorong munculnya ilmu ekonomi.

C. KEBUTUHAN MANUSIA
1. Kebutuhan Manusia

Kebutuhan manusia sangat banyak ragamnya dan tidak terbatas jumlahnya dan akan terus bertambah seuai dengan peradaban atau kebudayaan. Keanekaragaman kebutuhan manusia itu disebabkan oleh faktor usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan. Sehingga perbedaan tingkat kebutuhan dapat disebabkan oleh :
a. Status Sosial
b. Tingkat Pendidikan
c. Kemajuan Kebudayaan
Dapat disimpulkan bahwa kebutuhan manusia merupakan segala sesuatu keinginan yang dirasa perlu untuk dipenuhi manusia, dan tindakan ekonomi merupakan tindakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya dengan jalan bekerja.

2. Macam-macam Kebutuhan
Kebutuhan ialah keinginan yang timbul dalam diri manusia dan masyarakat dalam bentuk tuntutan untuk memperoleh pemenuhannya, sedangkan kebutuhan ekonomi ialah kebutuhan akan barang-barang kebutuhan hidup yang dapat dinilai dengan uang (harga).

Sifat-sifat kebutuhan ekonomi antara lain :
a. Kebutuhan setiap orang berbeda tergantung kepada golongan, suku, agama atau kelompok masyarakat
b. Tidak sama sepanjang waktu dan generasi akan berbeda
c. Jumlah dan mutunya akan selalu berkembang
d. Kebutuhan akan saling melengkapi atau bahkan saling berlawanan

Menurut kepentingannya, kebutuhan dapat dibedakan atas:
a. Kebutuhan Primer atau kebutuhan utama
b. Kebutuhan Sekunder atau kebutuhan tambahan
c. Kebutuhan Tersier atau kebutuhan mewah

Saat ini sulit untuk menegaskan mana saja barang mewah dan mana yang tidak, karena ukurannya relatif tergantung tingkat kekayaan seseorang.

Menurut tujuan pemakaiannya, barang ekonomi dapat dikelompokkan menjadi :
a. Barang Konsumsi ialah barang barang yang dapat memenuhi kebutuhan secara langsung misalnya makanan, minuman, pakaian, sepatu dll.

b. Barang produksi ialah alat pembantu dalam proses produksi misalnya mobil, listrik, mesin-mesin dll

Menurut sifat pemakaiannya dapat dibedakan menjadi :
a. Barang Substitusi yaitu barang yang dapat saling menggantikan pemakaiannya, misalnya mentega dengan minyak.
b. Barang Komplementer yaitu barang yang pemakaiannya harus bersama-sama, misalnya mobil dengan bensin.

Menurut Sifatnya dapat digolongkan menjadi :
a. Barang Konkret (barang yang dapat dilihat)
b. Barang Abstrak (jasa atau pelayanan). Bersifat habis saat dihasilkan.

Barang dan jasa berbeda dan memiliki dua perbedaan pokok yaitu :
· Barang berwujud, sedangkan jasa tidak
· Barang mempunyai tenggang waktu antara produksi dengan konsumsi, jasa terjadi secara bersamaan antara produksi dan konsumsi.

Kebutuhan manusia menurut sifatnya terbagi menjadi :
a. Kebutuhan Jasmani atau kebutuhan lahir yang pemenuhannya ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada badan atau jasmani dan bersifat materi seperti makanan, pakaian, kendaraan dll.
b. Kebutuhan Rohani atau kebutuhan batin yang pemenuhannya untuk kepuasan batiniah yang bersifat material seperti pendidikan, agama dll.

D. ALAT PEMUAS KEBUTUHAN MANUSIA
1. Pengertian

Alat pemuas kebutuhan manusia ada yang berbentuk dan tidak, ada yang telah disediakan alam dan ada pula yang harus dicari atau dibeli, ada yang sekali pakai ada pula yang dapat dipakai berulang-ulang. Pemuas tersebut adalah barang dan jasa.

2. Nilai Ekonomi dan Nilai Kegunaan Barang
Nilai ekonomi atau nilai kegunaan barang didasarkan pada :
a. Kegunaan bentuk
b. Kegunaan tempat
c. Kegunaan waktu
d. Kegunaan pemilikan
e. Kegunaan mutu
f. Kegunaan unsur

3. Kegiatan Ekonomi
Merupakan segala sesuatu kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi.

4. Tindakan Ekonomi
Tindakan ekonomi merupakan setiap perbuatan manusia untuk memenuhi semua kebutuhannya dengan alat pemenuh kebutuhan yang terbatas, misalnya dengan membuat rencanapengeluaran yang disesuaikan dengan pendapatan.

5. Perbuatan Pilihan (alternatif)
Perbuatan pilihan dilakukan agar dengan penghasilan yang terbatas, manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara menetapkan pilihan sesuai kebutuhan yang paling utama.

6. Motif Ekonomi
Motif ekonomi ialah tingkah laku manusia selalu didorong keinginan untuk memperoleh sesuatu keinginan atau alasan yang mendorong manusia untuk melakukan suatu perbuatan ekonomi. Dapat digolongkan menjadi :

Motif memenuhi kebutuhan untuk mencapai kemakmuran
Motif memperoleh kekuasaan
Motif memperoleh penghargaan
Motif kemanusiaan/social

7. Prinsip Ekonomi
Pada prinsip ekonomi berlaku kaedah dengan pengorbanan sekecil-kecilnya untuk mendapatkan hasil yang sebesat-besarnya. Prinsip ini dikenal pula dengan istilah efisiensi dan efektivitas dan dapat diterapkan dalam setiap kegiatan, baik itu produksi, distribusi maupun konsumsi.

8. Kegiatan Produksi
Kegiatan produksi dapat terlaksana apabila didukung Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang memadai. Kedua sumber daya ini perlu dikelola untuk menghasilkan produksi yang maksimal.

9. Faktor-faktor Produksi
Faktor produksi dapat dibagi menjadi factor produksi alam, tenaga kerja, modal dan keahlian. Faktor produksi alam dan tenaga kerja disebut factor produksi asli, sedangkan modal dan keahlian disebut factor produksi turunan.

E. FAKTOR PRODUKSI KEWIRAUSAHAAN

Disebut juga entrepreneurship yaitu kemampuan seseorang atau beberapa orang yang menghimpun semua faktor produksi guna menghasilkan barang tertentu. Dapat pula disebut sebagai pengusaha, dan merupakan factor produksi yang paling menentukan dalam suatu kegiatan produksi.

Dalam factor produksi ini perlu adanya 3 macam kemampuan atau keahlian (skill), yaitu keahlian mengatur, keahlian bidang teknis ekonomis dan keahlian mengorganisasi.


BENTUK-BENTUK BADAN USAHA

Perusahaan atau badan usaha merupakan suatu organisasi yang di dalamnya diselenggarakan kerja sama antara faktor produksi untuk menghasilkan barang tau jasa sehingga dapat melayani kepentingan umum sekaligus laba atau keuntungan untuk kelangsungan usaha.

Batasan secara resmi terdapat dalam Pasal 1 huruf (b) Undang-undang No. 3 tentang Wajib Daftar Perusahaan (UWDP) yang menyatakan setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus-menerus dan didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah Negara Indonesia dan bertujuan memperoleh keuntungan atau laba.

A. JENIS PERUSAHAAN MENURUT LAPANGAN USAHANYA

Terdiri dari :
1. Perusahaan ekstraktif yaitu perusahaan yang mengambil hasill alam. Misalnya : pertambangan, perikanan laut.
2. Perusahaan agraris yaitu perusahaan yang memanfaatkan kesuburan tanah. Misalnya: perkebunan, pertanian.
3. Perusahaan industri yaitu perusahaaan yang menolah bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi.
4. Perusahaan perdagangan yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang jual beli
5. Perusahaan jasa yaitu yang bergerak di bidang pelayanan terhadap konsumen dengan harapan imbalan jasa.

B. PERUSAHAAN MENURUT TANGGUNG JAWAB PEMILIKNYA
Dapat dibedakan menjadi :
1. Perusahaaan Perseorangan (Po) yaitu perusahaan yang didirikan, dimiliki dipimpin dan dipertanggungjawabkan oleh perseorangan

2. Firma atau Kongsi yaitu persekutuan yang terdiri dari dua orang atau lebih yang menjalankan perusahaan dengan nama bersama, setiap anggota firma ikut aktif menjalankan perusahaan dan ikut bertanggung jawab terhadap semua utang piutang perusahaan.

3. Persekutuan Komanditer (CV) yaitu firma yang mempunyai sekutu dan hanya menyertakan modal saja sehingga disebut juga sekutu pasif.

4. Perseroan Terbatas (PT) yaitu suatu badan hokum yang memiliki kekayaan, hak serta kewajiban sendiri, terpisah dari yang mendirikan atau yang memiliki. PT terbagi menjadi :
a. PT terbuka yaitu PT yang bebas memperjual belikan sahamnya di bursa efek
b. PT tertutup yaitu PT yang sahamnya hanya dimiliki oleh pihak-pihak tertentu saja dan tidak setiap orang dapat memiliki
c. PT kosong yaitu PT yang tidak ada aktifitasnya, namun belum dibubarkan
d. PT perseorangan yaitu PT yang seluruh sahamnya dimiliki oleh perseorangan

PT harus memiliki alat perlengkapan yang memiliki wewenang, yaitu :
i. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang memiliki kekuasaan tertinggi
ii. Pengurus atau Direksi yang diberi kekuasaan oleh RUPS untuk menjalankan perusahaan
iii. Dewan Komisaris yang bertugas mengawasi jalannya perusahaan dan diangkat atau diberhentikan oleh RUPS

5. Perusahaan Negara yaitu perusahaan dalam bentuk apapun dan dalam bidang apapun yang sebagian besar modal atau seluruhnya merupakan kekayaan Negara.

6. Koperasi yaitu badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hokum kooperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonimi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan ( UU RI No. 25 Tahun 1992 yentang perkoperasian, pasal 1 ayat (1)). Permodalannya berasal dari modal sendiri ( simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela dana cadangan dan hibah) serta modal pinjaman. Untuk jenisnya dapat dibagi menjadi Koperasi Produksi, Koperasi Konsumsi dan Koperasi Jasa.

Senin, 02 November 2009

Hakikat Evaluasi Program Dan Evaluasi Program Pembelajaran

Evaluasi program ialah pendekatan formal yang digunakan untuk menilai kebijakan, pekerjaan atau satu program tertentu. Misalkan kebijakan pemerintah mengganti bahan bakar minyak dengan gas, program wajib belajar. Penilaian difokuskan pada berbagai aspek program, sesuai dengan pendekatan yang digunakan. Aspek-aspek tersebut misalnya contexts, input, proses dan product hasil penilaian pada umumnya digunakan untuk mengambil keputusan. Apakah kebijakan atau program tertentu perlu diteruskan, direvisi atau dihentikan.

Evaluasi program pembelajaran adalah pendekatan formal yang digunakan untuk menilai program pembelajaran. Bedanya, disamping penilaian secara formal yang dilakukan oleh satu tim. Evaluasi program pembelajaran dapat dilakukan oleh guru secara berkelanjutan yang hasilnya langsung digunakan untuk melakukan perbaikan.

Evaluasi program pembelajaran bertujuan menemukan kekuatan dan kelemahan berbagai komponen pembelajaran. Hasil yang diperoleh segera ditindak lanjuti sehingga kelemahan pembelajaran dapat diperbaiki dan kekuatan dapat dipertahankan.

Kerugian yang terjadi jika evaluasi program pembelajaran tidak pernah dilakukan adalah:
  • Guru dan sekolah tidak pernah tahu kualitas program pembelajaran yang ditawarkan kepada masyarakat.
  • Budaya untuk melakukan perbaikan secara sistematis tidak pernah terjadi karena tidak pernah tersedia informasi yang dapat dijadikan dasar untuk perbaikan.
  • Para guru tidak tertantang untuk mengembangkan profesionalisme secara berkelanjutan, mereka hanya bekerja secara rutinitas.
  • Para siswa akan belajar secara rutin karena tidak pernah ada upaya perbaikan sistematis yang dilakukan.
Di tingkat sekolah, evaluasi program pembelajaran secara keseluruhan (yang dilaksanakan oleh semua guru, barangkali dengan melibatkan satu tim penilai) dapat dilakukan secar periodik, misalnya setiap akhir semester. (Undang-undang No. 20/2003 tentang Sitem Pendidikan nasional Pasal 56). Hasil evaluasi program yang dilakukan oleh sekolah ini dimanfaatkan untuk melakukan perbaikan dalam bidang, termasuk dalam pembelajaran. Evaluasi program yang dilakukan guru harus diawali dengan keinginan untuk mengkaji ulang apa yang terjadi selama pembelajaran. Guru mengingat berbagai peristiwa yang terjadi, mempertanyakan mengapa itu yang terjadi, dan apa dampak peristiwa tersebut bagi kelas. Kesediaan untuk menjawab pertanyaan sendiri secara jujur, mempertanyakan jawaban dan mempertanyakan pertanyaan, merupakan kepedulian sari orang-orang yang terdidik.

Keterpaduan Keterampilan Membaca Dengan Fokus Menyimak

Membaca dan menyimak memiliki kesamaan yaitu bersifat reseptif (menerima). Ketika kita membaca, kita berusaha menangkap pesan atau informasi yang disampaikan oleh penulis.

Kemampuan menyimak merupakan salah satu faktor pendukung bagi keberhasilan seseorang dalam belajar membaca secara efektif. Hasil dari penelitian dari beberapa pakar tetntang hubungan antara menyimak dengan membaca seperti yang dituliskan Dawsaon dalam Tarigan (1986:5) adalah sebagai berikut :
  1. Penguasaan kosakata yang sedikit yang diperoleh melalui menyimak erat kaitannya dengan kesukaran-kesukaran yang dihadapi seseorang dalam membaca.
  2. Daya simak yang buruk sangat mempengaruhi kemampuan membaca seseorang.
  3. Peningkatan yerhadap kemampuan menyimak menimbulkan peningkatan terhadap kemampuan menulis, membaca dan berbicara.
Pakar lain mengatakan sebagai berikut :
  1. Menyimak maupun membaca menuntut adanya kesiapan kecakapan seperti kedewasaan mental, penguasaan kosakata, kemampuan mengikuti urutan ide-ide dan minat terhadap bahasa.
  2. Pada umumnya maksud dantujuan menyimak serta membaca bersifat fungsional dan apresiatif.
  3. Baik dalam menyimak maupun membaca, kata bukanlah kesatuan pemahaman, tetapi mempengaruhi pemahaman terhadap frase, kalimat dan paragraph.
  4. Menyimak dan membaca dapat berlangsung dalam situasi-situasi individual dan sosial.

KETERPADUAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN FOKUS MENYIMAK

Secara umum, kegiatan berbicara dan menyimak dilakukan secara tatap muka. Namun sekarang ini seiring dengan kemajuan teknologi, berbicara dan menyimak dapat dilakukan tanpa tatap muka seperti melalui telepon. Penyimak juga dapat melakukan kegiatan menyimak tanpa menghadirkan pembicara, seperti mendengarkan hasil rekaman audio.

Menyimak dan berbicara berada dalam ragam bahasa lisan, sehingga memiliki hubungan yang sangat erat. Hal tersebut dapat dilihat sebagai berikut :
  • Suatu ujaran dapat dipelajari melalui menyimak dan meniru.
  • Seseorang akan lebih mudah mengulang cerita yang disimaknya dibandingkan dengan cerita yang dibacanya.
  • Seorang pembicara yang ucapan atau lafal ujarannya tidak jelas akan mempengaruhi hasil yang diperoleh penyimak. 
Berbicara ialah sebuah keterampilan menyampaikan gagasan, informasi atau pesan kepada orang lain dengan menggunakan media yang berupa symbol-simbol fonetis atau media berupa bahasa lisan. Seorang pembicara yang baik selalu berusaha agar penyimak dapat dengan mudah menangkap gagasan atau pesan yang disampaikannya. Seorang pembicara yang baik akan berusaha melengkapi keterampilan berbicara yang dimilikinya dengan gestur atau gerak-gerak isyarat untuk membantu penyimak dalam memahami pembicaraannya

PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN YANG DI SD

A. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

Pembelajaran kontekstual adalah salah satu strategi pembelajaran yang berhubungan dengan :
  1. Fenomena sosial masyarakat, bahasa dan lingkungan hidup, harapan dan cita yang tumbuh
  2. Fenomena dunia pengalaman dan pengetahuan murid
  3. Kelas sebagai fenomena sosial
Kontekstualitas yang dimaksud diatas merupakan fenomena yang bersifat alamiah, tumbuh dan terus berkembang, serta beragam karena berkaitan dengan fenomena kehidupan sosial masyarakat.

Pembelajaran kontekstual (kontekstual teaching and learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengartikan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni : konstruktivisme (contruktrivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling) dan penilaian sebenarnya (authentic assesment).

Pembelajaran ini berdasarkan penelitian John Dewey ( Uustoharudin, 2005). Menyimpulkan bahwa siswa akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan dengan kegiatan yang akan terjadi di sekelilingnya.

B. PAKEM

Pakem dalam perspektif guru adalah guru aktif memantau kegiatan belajar siswa, memberi umpan balik, mengajukan pertanyaan yang menantang dan mempertanyakan gagasan siswa. Kreatif mengembangkan kegiatan yang beragam dan membuat alat Bantu belajar secara sederhana, efektif sehingga pembelajaran mancapai tujuan dan menyenangkan sehingga anak tidak takut salah, ditertawakan dan disepelekan. Sementara itu pakem dalam perspektif siswa adalah siswa aktif bertanya, mengemukakan gagasan

FORUM PENINGKATAN PROFESIONALITAS GURU

A. PENINGKATAN PROFESIONALITAS GURU

Peningkatan profesionalitas secara berkelanjutan merupakan salah satu rumpun kompetensi yang harus dikuasai oleh setiap guru. Salah satu diantaranya ialah mampu memperbaiki melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sasaran akhir dari peningkatan profesionalitas ialah meningkatnya kualitas kinerja guru.

Kegiatan untuk meningkatkan profesionalitas guru :
  1. Melalui refleksi pada setiap akhir pembelajaran atau kegiatan melijat ulang apa yang sudah terjadi sehingga dapat dijadikan acuan.
  2. Berkolaborai dengan teman sejawat yang dilakukan sejak awal ketika mengidentifikasi adanya masalah melalui refleksi sampai dengan menulis laporan.
  3. Menomunikasikan hasil-hasil PTK melalui media.
  4. Mengikuti perkembangan dunia pendidikan.
  5. Mengikuti kegiatan ilmiah.
  6. Berperan serta dalam berbagai kegiatan pendidikan.
  7. Mengikuti perkembangan ilmu.  Mengikuti kegiatan guru.
B. BERBAGAI WADAH PENINGKATAN PROFESIONALITAAS GURU

1. kelompok Kerja Guru (KKG)

Diantara kegiatan KKG :
  • Berbagi pengalaman tentang pembelajaran guru yang sudah berhasil maupun masalah-masalah yang belum terpecahkan.
  • Berbagi informasi model-model pembelajaran terbaru.
  • Penelitian mengenai kinerja guru (metodik khusus).
2. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP)

Diantara kegiatan LPMP yang berkaitan dengan profesionalitas guru :
  • Pengembangan kurikulum dan perangkat pembelajaran, seperti penyusunan KTSP.
  • Penataran atau pelatihan bagi para guru.
  • Kegiatan sosialisasi kebijakan yang terkait dengan guru.
3. Klinik Pembelajaran (KP)

KP merupakan wadah peningkatan pembelajaran profesionalitas guru dan calon guru melalui berbagai informasi.

4. Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)

LPTK merupakan wadah pendidikan formal yang menyediakan kesempatan bagi para guru untuk meningkatkan kualifikasi.

5. Persatuan Guru Republik Indoneia (PGRI)

PGRI didirikan 25 November 1945 sebagai organisasi profesi yang bersifat unitaristik dan non politik praktis. PGRI harus mampu memfasilitasi anggotanya untuk meningkatkan profesionalitas.

6. Kursus-kursus



C. MEMILIH WADAH PENINGKATAN PROFESIONALITAS

Wadah/forum merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan profesionalitas guru. Namun dalam menentukan forum kita harus dapat memilih dan memilah. Dalam hal ini forum dapat dipilah menjadi lima, yaitu
  1. Wadah yang menyelenggarakan kegiatan yang pesertanya sudah ditetapkan terlebih dahulu.
  2. Wadah yang menyediakan program yang dapat diikutioleh mereka yang memenuhi syarat tertentu.
  3. Wadah yang mempunyai anggota khusus dan program kegiatan yang wajib diikuti oleh setiap anggota.
  4. Wadah dengan program terbuka bagi setiap guru.
  5. Wadah dengan program terbuka untuk umum, seperti kursus-kursus.

Memilih program yang terbuka untuk semua guru dan umum harus memperhatikan criteria-kriteria :
  1. Kegiatan harus ada kaitan dengan tugas sebagai guru.
  2. Kegiatan memungkinkan berkembangnya wawasan.
  3. Waktu kegiatan sesuai dengan waktu luang yang tesedia. Ada dalam batas-batas kemampuan untuk mengikutinya

SEJARAH PERKEMBANGAN IPS DI INDONESIA

Istilah IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) pertama kali muncul dalam Seminar Nasional tentang Civic Education tahun 1972 di Tawangmangu Solo Jawa Tengah. Dalam laporan seminar tersebut, muncul 3 istilah dan digunakan secara bertukar pakai, yaitu
  1. Pengetahuan Sosial
  2. Studi Sosial
  3. Ilmu Pengetahuan Sosial 
Konsep IPS untuk pertama kalinya masuk ke dunia persekolahan pada tahun 1972-1973 dalam Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PSSP) IKIP Bandung. Dalam kurikulum SD 8 tahun PPSP ini digunakan istilah “Pendidikan Kewarganegaraan Negara/Studi Sosial” sebagai mata pelajaran terpadu. Sedangkan dalam Kurikulum Sekolah Menengah 4 tahun, digunakan istilah :
  1. Studi Sosial sebagai mata pelajaran inti untuk semua siswa dan sebagai bendera untuk geografi, sejarah dan ekonomi sebagai mata pelajaran mayor ada jurusan IPS.
  2. Pendidikan Kewargaan Negara sebagai mata pelajaran inti bagi semua jurusan.
  3. Civics dan Hukum sebagai mata pelajaran mayor pada jurusan IPS.
Pada tahap kurikulum PPSP konsep pendidikan IPS diwujudkan dalam 3 bentuk, yaitu :
  1. Pendidikan IPS, terintegrasi dengan nama Pendidikan Negara/Studi Sosial.
  2. Pendidikan IPS terpisah, istilah IPS digunakan sebagai konsep paying untuk sejarah, ekonomi dan geografi.
  3. Pendidikan Kewargaan Negara sebagai suatu bentuk pendidikan IPS khusus.
Konsep pendidikan IPS tersebut lalu memberi inspirasi terhadap kurikulum 1975 yang menampilkan empat profil, yaitu :
  1. Pendidikan Moral Pancasila menggantikan Kewargaan Negara sebagai bentuk pendidikan IPS khusus.
  2. Pendidikan IPS terpadu untuk SD
  3. Pendidikan IPS terkonfederasi untuk SNIP yang menempatkan IPS sebagai konsep peyung untuk sejarah, geografi dan ekonomi koperasi.
  4. Pendidikan IPS terisah-pisah yang mencakup mata pelajaran sejarah, ekonomi dan geografi untuk SMA, atau sejarah dan geografi untuk SPG.
Konsep pendidikan IPS seperti itu tetap dipertahankan dalam Kurikulum 1984 yang secara konseptual merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 1975 khususnya dalam aktualisasi materi, seperti masuknya Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) sebagai materi pokok PMP.

DalmKurikulum 1984, PPKn merupakan mata pelajaran sosial khusus yang wajib diikuti semua siswa di SD, SMP dan SMU. Sedangkan mata pelajaran IPS diwujudkan dalam :
  1. Pendidikan IPS terpadu di SD kelas I-IV.
  2. Pendidikan IPS terkonfederasi di SLTP yang mencakup geografi, sejarah dan ekonomi koperasi.
  3. Pendidikan IPS terpisah di SMU yang meliputi Sejarah Nasional dan Sejarah Umum di kelas I-II; Ekonomi dan Geografi di kelas I-II; Sejarah Budaya di kelas III program IPS.
Dimensi konseptual mengenai pendidikan IPS telah berulang kali dibahas dalam rangkaian pertemuan ilmiah, yakni pertemuan HISPISI pertama di Bandung tahun 1989, Forum Komunikasi Pimpinan HIPS di Yogyakarta tahun 1991, di Padang tahun 1992, di Ujung Pandang tahun 1993, Konvensi Pendidikan kedua di Medan tahun 1992. Salah satu materi yang selalu menjadi agenda pembahasan ialah mengenai konsep PIPS. Dalam pertemuan Ujung Pandang, M. Numan Soemantri, pakar dan ketua HISPISI menegaskan adanya dua versi PIPS sebagaimana dirumuskan dalam pertemuan di Yogyakarta, yaitu :

a. Versi PIPS untuk Pendidikan Dasar dan Menengah.
PIPS adalah penyederhanaan, adaptasi dari disiplin Ilmu-ilmu Sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang duorganisir dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan.

b. Versi PIPS untuk Jurusan Pendidikan IPS-IKIP
PIPS adalah seleksi dari disiplin Ilmu-ilmu Sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.

PIPS untuk tingkat perguruan tinggi pendidikan Guru IPS direkonseptualisasikan sebagai pendidikan disiplin ilmu, sehingga menjasi Pendidikan Disiplin Ilmu Pengetahuan Sosial (PDIPS).

Bertitik tolak dari pemikiran mengenai kedudukan konseptual PDIPS, dapat diidentifikasi sekolah objek telaah dari system pendidikan IPS, yaitu :
  1. Karakteristik potensi dan perilaku belajar siswa SD, SLTP dan SMU.
  2. Karakteristik potensi dan perilaku belajar mahasiswa FPIPS-IKIP atau JPIPS-STKIP/FKIP.
  3. Kurikulum dan bahan belajar IPS SD, SLTP dan SMU.
  4. Disiplin ilmu-ilmu sosial, humaniora dan disiplin lain yang relevan.
  5. Teori, prinsip, strategi, media serta evaluasi pembelajaran IPS.
  6. Masalah-masalah sosial, ilmu pengetahuan dan teknilogi yang berdampak sosial.
  7. Norma agama yang melandasi dan memperkuat profesionalisme.

PARADIGMA PEMBANGNAN PENGETAHUAN DALAM BIDANG PDIPS

Secara operasional paradigma pembangunan pengetahuan dalam bidang PDIPS diartikan sebagai pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang tertata secara utuh yang seyogianya digunakan oleh para pakar atau ilmuwan PDIPS dalam melakukan kegiatan "konstruksi, interpretasi, transformasi dan rekonstruksi (KITR)" pengetahuan sampai pada akhirnya ditemukan teori.