Cari Blog Ini

Rabu, 18 November 2020

Rangkuman Pemikiran Ki Hajar Dewantara


Ki Hajar Dewantara tokoh pendidikan Indonesia yang memiliki pemikiran dan pemahaman yang sangat revolusioner tentang pendidikan. Beliau berpendapat bahwa pendidikan itu adalah proses memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Kodrat yang dimiliki anak sudah dituliskan pada seorang anak yang baru lahir dan dapat terus berkembang dipengaruhi oleh beberapa factor. Jika factor yang mempengaruhinya baik maka anak tersebut akan dapat mengesampingkan factor buruk yang memang sudah ada padanya. Sebaliknya jika factor yang mempengaruhinya kurang baik maka anak tersebut akan terus mengembangkan factor buruknya itu. Factor buruk adawlah factor dominan yang dapat setiap saat menggantikan factor baik dalam diri seseorang. Disinilah perlu adanya pendidikan yang sesuai sehingga dapat berkesan dan bertahan bagi si anak dalam mengesampingkan factor buruknya.

Kodrat anak itu dibagi lagi menjadi 2 yaitu kodrat alam dan kodrat zaman.

  • Kodrat alam artinya tempat anak tersebut dilahirkan dan dibesarkan, misalnya ada yang dilahirkan di pedesaan, di perbukitan, di pegunungan, pesisir pantai dan sebagainya.
  • Kodrat zaman merupakan keadaan social saat anak berada sekarang dana pa yang diharapkan dimiliki oleh anak, misalkan pengetahuan tentang teknologi yang pada akhirnya dapat melengkapi kodrat alam yang dimiliki anak.

Prinsip pemikiran Ki Hajar Dewantara yang menarik lainnya adalah ketika beliau tidak menyamaratakan pendidikan untuk setiap anak. Beliau menganalogikan dengan menanam padi dan jagung. Ketika padi ditanam dan dipelihara sebagaimana layaknya memelihara padi maka hasilnya akan menjadi padi yang baik, begitupula dengan jagung. Kita tidak bisa menanam padi tapi dengan perlakuan seperti menanam jagung. Jika itu dilakukan maka hasilnya tidak akan baik karena padi adalah padi dan bukan jagung.

Ki Hajar Dewantara juga mengungkapkan tentang budi pekerti dimana budi pekerti itu merupakan perpaduan dari cipta (pikiran), rasa (perasaan) dan karsa (tingkah laku/kegiatan). Misalkan ketika anak mempunyai budi pekerti luhur suka menolong artinya itu besasal dari pikirannya (baik melaui proses pendidikan atau tidak) lalu ke perasaannya kemudian ditindak lanjuti dengan perbuatannya memberikan pertolongan kepada yang membutuhkan.

Pendidikan dan pembiasaan budi pekerti yang baik seharusnya berasal dari lingkungan keluarga karena hamper setiap saat anak berada dalam lingkungan keluarga dan biasanya tingkah laku orang tua yang dijadikan contoh oleh anak.

Pendidikan dan Pemikiran Ki Hajar Dewantara

Pendidikan menjadi suatu hal yang selalu menarik untuk diperbincangkan. Karena pendidikan itu menjadi dasar untuk tumbuh kembangnya manusia yang memiliki keunikan tersendiri dan berdeda antara satu dengan lainnya. Pendidikan itu didapatkan manusia baik secara sadar maupun tidak, dari mulai lahir hingga ajal menjelang.

Pendidikan dalam artian umum adalah tuntunan bagi tumbuh kembangnya manusia, terutama anak-anak. Pendidikan juga bisa diartikan secara khusus tergantung bidang dan alirannya, misalnya dalam pengertian agama atau kemasyarakatan memiliki pengertian tersendiri tentang pendidikan itu. Sehingga pembahasan tentang pendidikan lebih mudah dipahami jika mengacu ke pengertian secara umum.

Pendidikan seharusnya bukan merupakan paksaan, tapi lebih kepada tuntunan sehingga proses transfer maupun menerima ilmu terjadi tanpa ada paksaan dan merasa dipaksa. Hal tersebut dilakukan karena setiap anak yang berproses menuju tumbuh kembangnya memiliki kodrat, kemampuan, minat dan bakat masing-masing. Disini seorang guru hanya berperan untuk memberikan motivasi dan dorongan agar kodrat, bakat, minat dan kemampuan anak dapat berkembang. Perkembangan yang terjadi dengan diberikannya pendidikan diharapkan dapat meningkatkan sifat baik anak dan mengurangi munculnya sifat buruk yang sudah ada pula dalam diri masing-masing anak sejak lahir.

Tidak jauh berbeda dengan paparan diatas, Ki Hajar Dewantara juga mempunyai prinsip bahwa seorang anak terlahir bukan sebagai kertas putih, tapi sudah berisi catatan-catatan walaupun masih tampak kabur dan dapat diperjelas dengan proses pendidikan selanjutnya. Seorang anak tidak dapat disamaratakan dalam menerima pendidikan, beliau mengibaratkan padi dan jagung yang memiliki tempat hidup dan cara penanganan masing-masing, karena bagaimanapun caranya kita berusaha maka padi tidak akan berubah menjadi jagung dan sebaliknya.

Proses pendidikan bisa juga untuk menumbuhkan karakter pada diri anak. Walaupun anak sudah tampak karakternya yang dipengaruhi oleh lingkungan atau pendidikan sebelumnya tapi itu hanyalah sekitar 12% saja, dan sebanyak 88% masih terpendam dalam diri anak dan menunggu untuk dimunculkan melalui proses pembiasaan dan lingkungan yang mendukung. Dalam proses memunculkan karakter atau sikap baik yang masih terpendam tersebut perlu adanya usaha dari diri sendiri dan berbagai pihak.

Demikianlah uraian singkat ini yang merupakan hasil dari pemahaman pribadi tentang pendidikan dan pemahaman Ki Hajar Dewantara dalam pendidikan. Semoga bermanfaat dan dapat menjadikan inspirasi dalam kemajuan pendidikan kita di masa yang akan datang.


Kamis, 12 Desember 2013

PEMBAHASAN MATERI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER



A.    Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler, Perbedaan Dan Hubungannya Dengan Kegiatan Kurikuler
           
            Pengerian
            Dalam lampiran Keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor 226/C/Kep/O/1992 disebutkan bahwa ekstrakurikuler adalah kegiatan diluarjam pelajaran biasa dan pada waktu libur sekolah yang dilakukan baik di sekolah maupun diluar sekolah. Tujuannya untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antar berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.
            Menurut Surat Keputusan Mendikbud Nomor 0600/U/1993 dan Nomor 080/U/1993  bahwa kegiatan ekstrakurikuler ialah kegiatan yang diselenggarakan diluar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah.
            Disebutkan pula dalam Kebijakan Umum Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dasar Dan Menengah, bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang diselenggarakan untuk memenuhi tuntutan penguasaan bahan kajian dan pelajaran dengan alokasi waktu yang diatur tersendiri berdasarkan pada kebutuhan tiap sekolah.
Dari beberapa pengerian diatas, jelas terlihat bahwa program ekstrakurikuler diarahkan untuk mendukung keberhasilan program kurikuler. Dan persamaan yang dapat diambil dari pengertian-pengertian diatas yaitu :
1.      Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan diluar jam pelajaran;
2.      Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan untuk menunjang keberhasilan program kurikuler.

Perbedaan Dengan Program Kurikuler
1.      Perbedaan kegiatan ekstrakurikuler dengan program kurikuler dapat dilihat dari :
2.      Sifat kegiatan yang megikat untuk kurikuler dan tidak mengikat untuk ekstrakurikuler
3.      Waktu pelaksanaan tetap untuk kurikuler, fleksibel dan dinamis untuk ekstrakurikuler
4.      Sasaran dan tujuan lebih ke kegiatan akademik untuk kurikuler, dan ekstrakurikuler sebagai penunjang dalam aspek yang lain seperti minat dan bakat siswa
5.      Teknis pelaksanaan dilaksanakan secara ketat dengan struktur program yang pasti oleh guru kelas atau guru bidang studi (kurikuler)
6.      Evaluasi dan kriteria keberhasilan dilihat dari hasil akademik biasanya berupa tes untuk kurikuler, sedang ekstrakurikuler dilihat dari proses keikutsertaan

Hubungan
Pola hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler dengan program kurikuler mempunyai beberapa model, yaitu :
1.      Model terpisah
2.      Model Berkaitan
3.      Model Konsentris

4.      Model Siklus

B.   Tujuan, Jenis, Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler 
        Tujuan
            Tujuan yang ingin dicapai oleh kegiatan ekstrakurikuler diantaranya :
1.      Memperluas, memperdalam pengetahuan dan kemampuan/kompetensi yang relevan dengan program kurikuler.
2.      Memberikan pemahaman terhadap hubungan antar mata pelajaran
3.      Menyalurkan minat dan bakat siswa.
4.      Mendekatkan pengetahuan yang diperoleh dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat/lingkungan.
5.      Melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.

Jenis
Kegiatan ekstrakurikuler yang akan dilaksanakan hendaknya disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dan dengan memperhatikan pola-pola hubungan dengan program kurikuler. Berdasarkan hal tersebut ada beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler, yaitu :
1.      Kegiatan yang berhubungan dengan pembinaan ketakwaan terhadap Tuhan YME;
2.      Pembinaan kehidupan berbangsa dan bernegara;
3.      Pembinaan kedisiplinan dan hidup teratur;
4.      Pembinaan kemampuan berorganisasi dan kepemimpinan;
5.      Pembinaan keterampilan, hidup mandiri dan kewiraswastaan;
6.      Pembinaan hidup sehat dan kesegaran jasmani;
7.      Pembinaan apresiasi dan kreasi seni;
8.      Membantu secara langsung program kurikuler.

Faktor keberhasilan
            Faktor keberhasilan kegiatan ekstrakurikuler dipengaruhi oleh :
1.      Sumber daya manusia yang tersedia (kepala sekolah dan guru)
2.      Dana, sarana dan prasarana
3.      Perhatian orang tua

Perencanaan dan pelaksanaan
            Perencanaan kegiatan ekstrakurikuler perlu disusun oleh kepala sekolah besertapara guru sehingga nantinya dapat diperoleh hasil yang maksimal. Dalam perencanaan tersebut ada beberapa komponen yang harus diperhatikan, yaitu : bidang atau materi kegiatan, jenis kegiatan, tujuan atau hasil yang diharapkan, sarana penunjang, kendala atau hambatan yang mungkin muncul, penanggung jawab.
            Pelaksanaan kegiatan
Agar kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan dapat berjalan dengan lancer dan sesuai dengan harapan, maka perlu diperhatikan beberapa prinsip pelaksanaan, meliputi : orientasi pada tujuan, prinsip social dan kerja sama, prinsip motivasi, prinsip pengkoordinasian dan tanggung jawab, prinsip relevansi.