Cari Blog Ini

Selasa, 08 November 2011

Penalaran

Apakah Hakekat Penalaran?
            Penalaran adalah suatu proses berfikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, ataupun sesuatu yang dianggap bahan bukti, menuju pada suatu kesimpulan. Atau dapat dikatakan penalaran adalah proses berfikir yang sistematik dan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan (pengetahuan atau keyakinan). Bahan pengambilan kesimpulan itu dapat berupa fakta, informasi, pengalaman, atau pendapat para ahli.
Secara umum, penalaran itu dapat dilakukan dengan cara induksi atau deduksi, atau gabungan keduanya. Induksi adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari hal-hal khusus menuju sesuatu yang umum. Sebaliknya deduksi, adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang umum menuju hal-hal yang khusus, atau penerapan sesuatu yang umum pada peristiwa khusus untuk mencapai sebuah kesimpulan.Dalam praktiknya kedua corak penalaran tersebut saling mendukung. Misalnya, proses induksi  tidak akan banyak manfaatnya jika tanpa diikuti proses deduksi, dan sebaliknya.

Bagaimana  Penalaran Induktif?
Penalaran induktif dapat dilakukan melaui generalisasi, analogi, atau hubungan kasual. Sementara itu, deduksi menggunakan silogisme atau variannya (entimem) sebagai sarana bernalar. Generalisasi ialah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah gejala atau peristiwa yang serupa untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala atau peristiwa itu.Generalisasi diturunkan dari gejala-gejala khusus  Sedangkan penalaran induktif melalui analogi, yang dimaksud di sini adalah analogi logis, adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa atau gejala khusus yang satu sama lain memiliki kesamaan untuk menarik sebuah kesimpulam  Untuk penalaran induktif melalui sebab akibat memiliki karakteristik  : yakni 1) satu atau beberapa gejala yang timbul dapat berperan sebagai sebab atau akibat, atau sekaligus sebagai akibat dari gejala sebelumnya dan sebab gejala sesudahnya, 2) gejala atau peristiwa yang terjadi dapat ditimbulkan oleh satu sebab atau lebih , dan menghasilkan satu sebab atau lebih. 3) Hubungan sebab dan akibat dapat bersifat langsung dan tak langsung.

Penalaran Deduktif, apa yang dimaksudkan?
Deduksi adalah proses berfikir yang bertolak dari sesuatu yang umum (prinsip, hukum, teori, atau keyakinan) menuju hal-hal yang khusus.
Deduksi bersifat spesifikasi (pengkhususan) Induksi maupun deduksi keduanya bekerja sama hal-hal yang khusus menuntun menuju generalisasi, dan generalisasi menggiring pada penerapan atau spesifikasi. Ketika kita menerapkan gereralisasi yang dihasilkan dari penalaran induktif, maka saat itu kita juga melakukan penalaran deduktif. Dalam induksi kita perlu mengumpulkan bahan atau fakta secara memadai sebelum sampai pada suatu kesaimpulan. Semakin banyak dan baik kualitas fakta yang dikumpulkan, akan semakin tinggi tingkat kebenaran kesimpulan itu.

Dalam bernalar seseorang dapat melakukan salah nalar, yang disebabkan oleh kekeliruan dalam proses berpikir, kekurangcermatan, kecerobohan, ketidaktahuan, atau sikap emosional. Dengan demikian, terjadinya salah nalar dapat disebabkan oleh generalisasi yang terlalu luas, kerancuan analogi, kesalahan kausalitas, kesalahan relevansi (karena kekurangpahaman, pengabaian, atau penyembunyian masalah sesungguhnya), dan kesalahan karena menyandarkan pendapat atau alasan mengenai suatu masalah terhadap seorang tokoh atau ahli di luar kepakarannya.......................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar